Peran Teknologi Digital terhadap Pedagogi

Teknologi digital adalah sebuah alat yang menggunakan sistem perngoperasian secaa otomatis, yakni dengan menggunakan sistem komputerisasi maupun format yang dapat dibaca oleh komputer, dengan kata lain teknologi digital tidak memakai tenaga manusia secara manual. Teknologi digital bekrja dengan sangat cepat dalam memproses seluruh bentuk informasi berupa nilai numerik (kode digital). Contoh bentuk teknologi digital yang dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari yakni televisi, komputer, laptop, tab, telepon, dan sebagainya. Digitalisasi pada abad 21 dirasa sudah melesat dan akan terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman sehingga penggunaan teknologi digital sering digunakan di berbagai bidang, seperti bidang kesehatan, bidang perekonomian, bidang pertanian, bidang politik, bidang kebudayaan, bidang pariwisata, termasuk pada bidang pendidikan. Menurut Plato, pendidikan dipandang sebagai sesuatu yang dapat membantu perkembangan individu dari jasmani dan akal dengan sesuatu yang dapat memungkinkan tercapainya sebuah kesempurnaan. Pendidikan memiliki ilmu atau seni yang mempelajari tentang ilmu anak atau ilmu dan seni mengajar agar peserta didik secara mandiri mampu menyelesaikan setiap tahap perkembangan dalam hidupnya, ilmu tersebut dinamakan ilmu pedagogi. Guru memegang peranan utama dala proses belajar mengajar. Peluang untuk memajaukan pendidikan, meningkatkan kualitas pembelajaran dan tantangan bagi guru untuk terus mengaktualisasikan diri dalam upaya menguasai teknologi dan meningkatkan komptenesi khususnya kompetensi pedagogi. Adapun teknologi digital dan pedaogi saling berkaitan, khususnya dalam pembelajaran di era digital. Digital pedagogi merupakan pendekatan pembelajaran yang melibatkan teknologi digital dan bukan hanya sekedar penggunaan alat atau media, melankan bagaimana teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan, kreativitas, partisipasi, kolaborasi, dan pemahaman kritis terhadap lingkungan digital. Adapun kerangka yang menggambarkan hubungan dan kompleksitas antara tiga komponen dasar pengetahuan yaitu teknologi, pedagogi, dan konten disebut Technology Pedadogical Content Knowledge (TPACK). Menurut Bruner, penggunaan teknologi dalam pembelajaran dapat membantu memperkuat tahapan ikonik dan simbolis dari kerangka pembelajaran. Dengan kata lain, dapat ditegskan bahwa keterkatan antara teknologi digital dan pedagogi merupakan kesempatan baru untuk pengembangan metode pengajaran dan pembelajaran. Pemanfaatan teknologi dapat memperkaya pengalaman belajar dengan menyediakan sumber daya interaktif, simulasi, dan alat kolaborasi. Beberapa contoh pemanfaatannya melalui model pembelajaran berbasis teknologi sebagai berikut:

1. Blended Learning
Blended learning merupakan model pembelajaran yang mengkombinasikan antara pembelajaran tatap muka (face to face) dan pembelajaran berbasis digital. Artinya, pembelajaran ini mengkombinasikan sumber belajar tatap muka dengan sumber pembelajaran yang tersedia dalam media komputer, gawai, saluran TV, konferensi video, media sosial, hingga media elektronik. Terlebih dalam kemajuan teknologi informasi, model pembelajaran ini bertujuan memberikan kesempatan bagi para peserta didik agar terjadi proses belajar mandiri, berkelanjutan, dan bekembang. Sehingga, proses belajar akan menjadi efektif, efisien, dan menarik. Disamping itu, pemanfaatan sistem e-learning dalam pembelajaran bisa dari berbagai sumber belajar, seperti website, komunikasi langsung, maupun chatting dalam forum diskusi. Dengan kata lain, blended learning memiliki karakteristik terbuka, fleksibel, dan dapat digelar dimanapun (Purnowo et al., 2017). Manfaat dari model ini yakni dapat meningkatkan motivasi belajar, kemandirian belajar, critical thinking, dan dapat memicu generasi muda dalam beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Komponen utama model ini yaitu :
a) Pembelajaran tatap muka
b) Pembelajaran mandiri
c) Pembelajaran berbasis masalah
d) Pembelajaran turorial
e) Pembelajaran kolaboratif
f) Evaluasi pembelajaran

2. Virtual Learning Environment (VLE)
Virtual Learning Environment mengacu pada proses pembelajaran yang terjadi di luas maya dan berada dalam cyberspace melalui jaringan internet (Pannen, 1999). Model ini tercipta untuk mengatasi masalah keterpisahan ruang dan waktu antar siswa dan pengajar melalui komputer. Dalam model ini, peserta didik dapat memperoleh bahan belajar yang sudah dirancang dalam bentuk paket-paket pembelajaran yang tersedia dalam situasi internet. Pembelajaran ini mengharuskan peserta didik mempelajari bahan belajar secara mandiri atau jika diperlukan, peserta didik meminta bantuan dalam bentuk interaksi yang difasilitasi oleh komputer atau dapat kita sebut belajar berbentuk komputer (computer-based learning/call). Selain itu, penilaian pembelajaran ini dilaukan secara jarak jauh melalui komputer dan terbuka. Dalam sistem penilaian yang terbuka ini, peserta didik dapat mengikuti penilaian kapan saja ketika peserta didik sudah siap dinilai. Adapun, ciri-ciri pembelajaran yang menerapkan konsep Virtual Learning adalah:
a) Keterpisahan antar pendidik dan peserta didik
b) Sistem belajar terbuka (akses terbuka dan kebebasan memilih ragam sumber belajar serta proses belajar)
c) Berbasis jaringan
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa teknologi digital memiliki peran yang sangat besar dalam pedagogi, salah satu perannya melalui berbagai model pembelajaran yang dapat diimplementasikan oleh pendidik dan peserta didik secara virtual.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *