Etika dalam Dunia Digital

Apa itu etika digital?
Etika digital merujuk pada seperangkat norma, nilai, dan prinsip yang mengatur perilaku dan interaksi kita dalam dunia digital. Ini melibatkan cara kita menggunakan teknologi, berkomunikasi online, dan berinteraksi dengan orang lain dalam lingkungan digital. Etika digital mencerminkan nilai-nilai moral yang harus dijunjung tinggi dalam kehidupan sehari-hari di dunia maya. 

Etika digital mencakup perilaku yang baik dan bertanggung jawab saat menggunakan teknologi digital. Edukasi merupakan segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan. Edukasi tentang etika digital menjadi kunci dalam memastikan bahwa pengguna teknologi digital dapat menggunakan internet dan media sosial secara positif dan aman.

Perlu adanya edukasi mengenai etika digital diantaranya untuk membangun kesadaran akan konsekuensi tindakan online, mencegah terjadinya cyberbullying dan intimidasi online, melindungi privasi online, serta untuk menghormati hak cipta dan kekayaan intelektual orang lain saat menggunakan konten digital.

Edukasi tentang etika digital diantaranya dapat dilakukan dengan: 

  1. Pendidikan Formal; Sekolah dan lembaga pendidikan dapat menyediakan kurikulum tentang etika digital sebagai bagian dari pendidikan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
  2. Pelatihan dan Workshop; Perusahaan dan organisasi dapat menyelenggarakan pelatihan dan workshop tentang etika digital untuk karyawan dan anggota mereka.
  3. Kampanye Kesadaran Publik;  Kampanye kesadaran publik dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya etika digital dan cara menghadapi tantangan yang ada di dunia maya.
  4. Peran Orang Tua dan Wali; Orang tua dan wali memiliki peran penting dalam mengedukasi anak-anak tentang etika digital dan cara menggunakan teknologi secara bertanggung jawab.
    Literasi digital juga sangat penting untuk etika digital, hal ini karena dengan literasi digital yang baik, individu dapat memahami lebih dalam tentang teknologi digital yang mereka gunakan, termasuk implikasi dan dampaknya terhadap masyarakat dan lingkungan online. Disamping itu juga, literasi digital membantu individu untuk mengembangkan kemampuan menilai informasi secara kritis, sehingga mereka dapat menghindari menyebarkan berita palsu atau informasi yang tidak akurat di dunia maya. Selain itu, iterasi digital memungkinkan individu untuk memahami pentingnya privasi online dan melindungi diri mereka sendiri serta orang lain dari ancaman keamanan digital.

Maka dari itu, perlu adanya upaya untuk meningkatkan kemampuan literasi digital agar terbangun etika digital:

  1. Keterampilan fungsional, yaitu kemampuan dan kompetensi teknis yang diperlukan untuk menjalankan berbagai alat digital dengan mahir. Bagian penting dari pengembangan keterampilan  fungsional adalah mampu mengadaptasi keterampilan ini untuk mempelajari cara menggunakan teknologi baru. Fokusnya  merupakan apa yang dapat dilakukan dengan alat digital dan apa yang perlu dipahami untuk menggunakannya secara efektif.
  2. Komunikasi dan interaksi yang melibatkan percakapan, diskusi, dan membangun ide satu sama lain untuk menciptakan pemahaman bersama.
  3. Kemampuan berkolaborasi merupakan bekerja dengan baik bersama orang lain untuk bersama-sama meciptakan makna dan pegetahuan.
  4. Kemampuan berpikir kritis, yakni kemampuan menggunakan keterampilan penalaran untuk terlibat dengan media digital dan kontennya serta mempertanyakan, menganalisis dan mengevaluasi. Dengan adanya peningkatan literasi digital dapat menjadi fondasi yang kuat dalam membangun etika digital yang positif dan bertanggung jawab. Dengan memahami teknologi secara mendalam dan menggunakannya secara bijak, kita dapat menciptakan lingkungan online yang aman, inklusif, dan bermanfaat bagi semua orang.

5 Etika Dalam Bersosial Media

Pergunakan Bahasa yang Baik
Dalam beraktivitas di media sosial, hendaknya selalu menggunakan bahasa yang baik dan benar sehingga tidak menimbulkan resiko kesalahpahaman yang tinggi. Alangkah baiknya apabila sedang melakukan komunikasi pada jaringan internet menggunakan bahasa yang sopan dan layak serta menghindari penggunaan kata atau frasa multitafsir. Setiap orang memiliki preferensi bahasa yang berbeda, dan dapat memaknai konten secara berbeda, setidaknya dengan menggunakan bahasa yang jelas dan lugas Anda telah berupaya mengunggah konten yang jelas pula.

Hindari Penyebaran SARA, Pornografi dan Aksi Kekerasan
Sebisa mungkin hindari menyebarkan informasi yang mengandung unsur SARA (Suku, Agama dan Ras) serta pornografi pada jejaring sosial. Biasakan untuk menyebarkan hal-hal yang berguna dan tidak menimbulkan konflik antar sesama. Hindari juga mengupload foto kekerasan seperti foto korban kekerasan, foto kecelakaan lalu lintas maupun foto kekerasan dalam bentuk lainnya. Jangan menambah kesedihan para keluarga korban dengan menyebarluaskan foto kekerasan karena mungkin saja salah satu dari keluarganya berada di dalam foto yang Anda sebarkan.

Kroscek Kebenaran Berita
Anda diharapkan waspada ketika kita menerima suatu informasi dari media sosial yang berisi berita yang menjelekkan salah satu pihak di media sosial dan bertujuan menjatuhkan nama baik seseorang dengan menyebarkan berita yang hasil rekayasa. Maka hal tersebut menuntut anda agar lebih cerdas lagi saat menangkap sebuah informasi, apabila Anda ingin menyebarkan informasi tersebut, alangkah bijaknya jika Anda melakukan kroscek terlebih dahulu atas kebenaran informasi tersebut.

Menghargai Hasil Karya Orang Lain
Pada saat menyebarkan informasi baik dalam bentuk foto, tulisan maupun video milik orang lain maka biasakan untuk mencantumkan sumber informasi sebagai salah satu bentuk penghargaan atas hasil karya seseorang. Jangan membiasakan diri untuk serta merta mengcopy-paste tanpa mencantumkan sumber informasi tersebut.

Jangan Terlalu Mengumbar Informasi Pribadi
Ada baiknya Anda harus bersikap bijak dalam menyebarkan informasi mengenai kehidupan pribadi (privasi) Anda saat sedang menggunakan media sosial. Janganlah terlalu mengumbar informasi pribadi Anda terlebih lagi informasi mengenai nomor telepon atau alamat rumah Anda. Hal tersebut bisa saja membuat kontak lain dalam daftar Anda juga akan menjadi informasi bagi mereka yang ingin melakukan tindak kejahatan kepada diri Anda.

Apa itu Cyber Bullying?
Cyber Bullying merupakan fenomena yang tidak asing lagi bagi kita dan sering terjadi di kalangan siswa. Kasus Cyber Bullying biasanya terjadi pada pelajar. Pelaku Cyber Bullying akan mengancam, melakukan penghinaan kapada kawannya sehingga kawannya tersebut tersulut emosi atau lebih parah lagi, korban Cyber Bullying akan mengalami penyimpangan perilaku, mengisolasi diri, tidak mau ke sekolah hingga depresi dan timbul ingin mengakhiri hidupnya. Cyber- Bullying bisa juga diartikan sebagai pelecehan, intimidasi, ancaman dan penghinaan yang dilakukan pelaku (bully) kepada korban dunia maya (internet) melalui media sosial. Medianya bisa berupa chatting Whatsapp, Instagram, line, instagram, Tiktok, status facebook, twitter, chat room dan sebagianya, baik yang melalui komputer ataupun ponsel. Di sebut Cyber Bullying ketika pelaku menyerang secara terus menerus dan terang-terangan kepada si korban. Misalnya pelaku dengan sengaja dan sadar memosting di status Whatsapp, facebook atau media sosial lainnya kepada lawannya untuk menjatuhkan harga diri atau mengintimidasi. Selain itu Cyber Bullying dapat juga melalui media sosial lainnya seperti halnya blog, atau halaman web untuk merusak reputasi, mempermalukan dan mengintimidasi lawannya. Bentuknya bermacam- macam, misalnya menyebarkan berita hoax, memposting foto-foto memalukan orang lain, pelecehan seksual (pornografi), ancaman hingga tindakan yang berujung pemerasan.
dampak dari cyberbullying?

UNICEF:  Bullying terjadi secara online, kamu bisa merasa seperti diserang dari mana-mana, bahkan di dalam rumahmu sendiri. Sepertinya tidak ada jalan untuk keluar. Dampaknya dapat bertahan lama dan memengaruhi seseorang dalam banyak cara:

  • Secara Mental — merasa kesal, malu, bodoh, bahkan marah
  • Secara Emosional — merasa malu atau kehilangan minat pada hal-hal yang kamu sukai
  • Secara Fisik — lelah (kurang tidur), atau mengalami gejala seperti sakit perut dan sakit kepala

Perasaan ditertawakan atau dilecehkan oleh orang lain dapat membuat seseorang tidak ingin membicarakan atau mengatasi masalah tersebut. Dalam kasus ekstrim, cyberbullying bahkan dapat menyebabkan seseorang mengakhiri nyawanya sendiri.

Cyberbullying dapat mempengaruhi kita dengan berbagai cara, tetapi tentunya masalah ini dapat diatasi dan orang-orang yang terdampak juga dapat memperoleh kembali kepercayaan diri dan kesehatan mental mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *